UNHAN RI Resmikan Pusat Ekosistem Keamanan Kuantum dan Tegaskan Pentingnya Kedaulatan Siber Nasional
Bogor, (5/05) — Universitas Pertahanan Republik Indonesia (Unhan RI) meresmikan Center for Quantum Security Ecosystem (CQSE). Peresmian CQSE juga dirancang sebagai jalan menuju Indonesia Berdaulat Digital.
Dalam hal ini Unhan RI mempertegas komitmennya untuk menjadi pusat unggulan keamanan siber kuantum di Asia Tenggara, sehingga mendorong kolaborasi jangka panjang ajang riset, pertukaran teknologi, dan pengembangan SDM pertahanan berbasis quantum.
Peresmian CQSE juga itu dibarengi dengan seminar International bertajuk “Quantum Security for National Cyber Defense” yang digelar di Gedung Auditorium Kampus Unhan RI. Even skala internasional ini juga menjadi momentum strategis memperkuat ketahanan siber nasional menghadapi ancaman era komputasi kuantum.
Rektor Unhan RI, Letjen TNI (Purn.) Jonni Mahroza, S.I.P., M.A., M.Sc., Ph.D saat membuka seminar menegaskan pentingnya penguasaan teknologi kuantum untuk mempertahankan kedaulatan digital Indonesia. Menurutnya, “ancaman siber berbasis kuantum bukan spekulasi masa depan, tapi realitas yang perlu direspons sekarang juga.”

Dalam kegiatannya, seminar menghadirkan narasumber dari tiga pilar utama pengembangan teknologi kuantum, diantaranya :
• Prof. Okyeon Yi (Kookmin University, Korea Selatan) menjelaskan ancaman algoritma kuantum terhadap sistem kriptografi lama seperti RSA dan ECC, serta pentingnya Quantum Key Distribution (QKD) dan Post-Quantum Cryptography (PQC).
• Junghyun “Francis” Baik (EYL Inc.) memaparkan bagaimana Korea Selatan membangun ekosistem industri komunikasi kuantum melalui kemitraan lintas sektor dan pendekatan nasional, serta
• Marsma TNI Prof. Rudy A.G. Gultom (Universitas Nurtanio Bandung) menyoroti pentingnya integrasi riset, kebijakan, dan industri untuk mendorong hilirisasi teknologi keamanan kuantum dalam negeri.
Marsma TNI Prof. Rudy A.G. Gultom, dalam pemaparannya mengingatkan betapa pentingnya kolaborasi berbagai lintas instansi bahkan negara untuk mewujudkan keamanan kuantum untuk menjaga kedaulatan bangsa.

“Keamanan kuantum bukan semata soal teknologi, melainkan menyangkut kedaulatan dan kepercayaan publik. Kita perlu kolaborasi lintas sektor dan lintas negara untuk menjawab tantangan global ini,” ujar Marsma Rudy Gultom.
Unhan RI dalam forum ini juga mengumumkan agenda strategis pembangunan sistem keamanan kuantum nasional (Peta Jalan Nasional Quantum Security 2025–2030), meliputi:
• 2025–2027: Pembentukan pusat riset bersama BRIN, BSSN, dan TNI; pembangunan testbed Quantum VPN untuk komunikasi pemerintah dan militer.
• 2027–2030: Implementasi standar PQC dan QKD di jaringan strategis nasional serta pembentukan pusat operasional Quantum Security Operation Center (Q-SOC).
Turut hadir dalam seminar perwakilan Kementerian Pertahanan, Kominfo, BIN, BAIS, Telkom, PERURI, akademisi, serta pelaku industri pertahanan dan keamanan siber. Dalam pelaksanaannya seminar juga didukungan Lembaga dan Mitra Internasional, antara lain : BSSN, BRIN, Universitas Nurtanio Bandung, Pemerintah Korea Selatan, Kookmin University, EYL Inc., dan Axgate.
“Hari ini, 5 Mei 2025 pukul 08.55 WIB, Center for Quantum Security Ecosystem di Unhan RI dinyatakan resmi. Ini adalah langkah awal menuju Indonesia yang berdaulat di dunia siber kuantum,” Rektor Unhan RI.