Unhan RI Anugerahkan Gelar Doktor Kehormatan pada Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu
Bogor (20/5) – Mantan Menteri Pertahanan Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu meraih anugerah Gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Universitas Pertahanan Republik Indonesia. Gelar tersebut diberikan berdasarkan berbagai karya yang telah ditorehkan Ryamizard
“Gelar Honoris Causa dianugerahkan dengan pertimbangan jasa dan karya yang luar biasa di bidang ilmu pertahanan, teknologi pertahanan, kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan lainnya yang terkait dengan pertahanan. Pertimbangan jasa dan karya serta komitmen pada bidang tersebut menjadi sangat berarti dan bermanfaat bagi kemajuan, kemakmuran, dan/atau kesejahteraan”, ujar Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian.,S.T., M.Sc., DESD.. ClQnR., CIQaR., IPU selaku Ketua Senat Unhan RI dalam sambutannya mengawali seremoni penyerahan gelar di Unhan, melalui Sidang Senat Terbuka Penganugerahan Gelar Doktor di Unhan Sentul, Bogor.
Selain hasil karya, Rektor juga mengakui wawasan cara pandang luas pola pikir Ryamizard. “Beberapa karya ilmiah yang ditulis menunjukkan kedalaman pemikiran yang akademik atas berbagai fenomena tidak hanya di lingkungan TNI namun juga pada tataran nasional, regional dan internasional. Diplomasi pertahanan juga banyak diterapkan ketika menjalin hubungan hubungan internasional demi kepentingan nasional untuk menjaga stabilitas keamanan kawasan sekaligus berinisiatif menyusun arsitektur keamanan baru antarnegara dalam kerangka ASEAN Political Security Community (APSC)”, tambah Rektor.
Dalam Sidang Senat Terbuka itu, Jenderal TNI (Purn) Dr. (H.C) Ryamizard Ryacudu memaparkan orasi ilmiah yang berjudul “Bela Negara sebagai Pondasi Dasar Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta dalam Menghadapi Ancaman Militer, Non militer dan Hibrida”.
Beberapa point penting yang ditekankan dalam orasi ilmiah tersebut adalah perkembangan lingkungan strategis di abad ke21 diwarnai oleh kemunculan berbagai ancaman militer, nonmiliter, dan hibrida yang bersumber dari aktor negara dan non-negara di dalam dan 19 luar negeri pada domain darat, laut, udara, hingga siber. Aktor negara dan non-negara di abad ke-21 menggunakan model dan bentuk ancaman hibrida sehingga Indonesia perlu mengimplementasikan sishankamrata yang didasari fondasi bela negara, sehingga mampu membangun daya tangkal dalam menghadapi ancaman terhadap kepentingan nasional indonesia di abad ke-21.
Sidang terbuka yang juga dilaksanakan secara daring, dalam kegiatannya menerapkan protokol kesehatan ketat. Menhan RI Prabowo Subiyanto terlihat hadir dikegiatan itu.