Petarung Korps Marinir Gelar Operasi Tempur Hutan Berpenduduk
Malang, Korps Marinir TNI AL melaksanakan Latihan Operasi Daerah Hutan Berpenduduk di daerah latihan Pantai Baruna Pusat Latihan Pertempuran (PLP) Purboyo Komando Latih Korps Marinir Donomulyo Malang Jawa Timur, baru baru ini Selasa (07/12)
Latihan taktik kondisi tertentu problem operasi daerah hutan berpenduduk disaksikan secara langsung dan melalui Live Streaming oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono di dampingi oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono. Latihan yang dilaksanakan oleh Prajurit Pasmar 2 Korps Marinir tersebut, menggelar materi latihan berupa patroli tempur, sniper, penyebrangan bahaya segaris, terjum tempur, long range navigation, serbuan perahu karet, stabo dan sebagainya.
Diskenariokan bahwa Malang Selatan telah dikuasai separatis bersenjata, aktif melaksanakan aksi teror dan kekerasan terhadap warga setempat, puncaknya melakukan penculikan dan penyanderaan guna menekan pemerintah agar memenuhi tuntutan mereka.
Menyikapi hal tersebut, Presiden Republik Indonesia selaku pimpinan tertinggi Angkatan Bersenjata memberlakukan darurat militer di Malang. Panglima TNI atas persetujuan Presiden memerintahkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 sebagai Pangkoops TNI wilayah Jawa Timur memberlakukan RO menjadi PO sesuai Retinkon Kogabwilhan II. Setelah menerima perintah dari Komandan Brigade Infanteri 2 Marinir, Batalyon Infanteri 5 Marinir dibawah pimpinan Letkol Marinir Harmoko melaksanakan operasi penumpasan gerakan separatis di Malang Selatan.
Latihan di awali dengan penyusupan ke daerah musuh dengan terjun tempur oleh Prajurit pasukan khusus dari Batalyon Intai Ampibi 2 Marinir pada dini hari pukul 03.00WIB. Setelah mendapatkan informasi dari Taifib, pasukan Infanteri melaksanakan patroli tempur dilanjutkan dengan menembak Sniper, dan serangan perkubuan.
Sementara itu pasukan Taifib melaksanakan long ring navigation dilanjutkan dengan serbuan perahu karet untuk membebaskan tokoh masyarakat yang di sandera oleh separatis bersenjata, yang selanjutnya melaksanakan eksfiltrasi dengan metode stabo dari perahu karet.