Persahabatan Unik Kopda Maikel dengan Mangewang Liar di Yenbuba
trisulanews.com, Selain rutinitas kegiatan selaku Bintara Pembina Desa (Babinsa) Yenbuba, juga setiap hari merawat dan menjaga hiu (Mangewang) supaya tidak punah, yaitu dengan cara memberi makan ikan tersebut di Yenkorano Home Stay, Kabupaten Raja Ampat.
Hal tersebut disampaikan Kopda Maikel Edwin Wakum saat dihubungi melalui telepon, Selasa, (31/12/2019).
Babinsa yang sehari-harinya berdinas di Koramil O1/Waisai Kodim 1805/Raja Ampat menyampaikan, selain Yenbuba, ada juga Piaynemo yang merupakan tempat spot foto terkenal di Kabupaten Raja Ampat, tak hanya menyimpan keindahan gugusan pulau karang yang mempesona.
“Obyek wisata di Kampung Yembuba Yenkorano, Distrik Meosmansor juga ada menyelam dan spot foto. Hal menarik bagi wisatawan lainnya adalah ketika saya memberi makan Mangewang, sebutan hiu dalam bahasa setempat,” ujar Mikel Edwin yang merupakan anak adat Kampung Amdui.
Menurut Maikel Edwin, penangkaran Mangewang ini bertujuan untuk memudahkan memberinya makanan, sekaligus juga memelihara dan merawatnya agar tidak punah.
“Yenkorano Home Stay itu sebenarnya penangkaran alami, tidak hanya hiu yang mulai besar, namun juga ikan (hiu) kecil ikut berdatangan saat diberi makan,” tegasnya.
“Tempat ini benar-benar tampak alami dengan pepohonan bakau pantai sebagai latarnya. Hiu-hiu kecil pun terlihat berenang kian kemari tanpa menunjukkan keganasannya, seakan-akan mereka ikan jinak,” urainya lagi.
Lebih lanjut, dijelaskannya, ikan sebanyak 5 kg dipotong-potong kecil dan dijadikan makanan ikan hiu tiap pagi dan sore.
“Ikan-ikan ini tidak dipelihara. Mereka datang dengan sendirinya dan mulai membuat sebuah koloni di tempat ini tanpa takut akan kehadiran manusia. Sedangkan ikan hiu dewasa berada sedikit menjauh ke tengah lautan, “ungkap suami dari Ester Maria ini.
“Hiu dewasa yang lebih terikat pada wilayahnya masing-masing,” tambahnya.
Untuk diketahui, Maikel Edwin Wakum pernah mewakili Raja Ampat sebagai pembawa api obor Asean Games 2018.
“Hiu-hiu kecil ini biasa bermain di bawah rumah pos Yenkorano Home Stay. Saat diberi makan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang sedang melapor,” ujarnya sambil tertawa.
“Potongan ikan hasil pancingan itu langsung diterkam oleh hiu-hiu, saat ditebarkan di permukaan air. Sensasi inilah yang biasanya disukai oleh para pengunjung dan mulai berkembang dari mulut ke mulut hingga kini jadi salah satu atraksi yang dicari para wisatawan,” tambah ayah dua orang anak ini.
Untuk atraksi itu, menurut Maikel Edwin para pengunjung tidak ditarik biaya.
“Jika berkenan, wisatawan dapat memberikan sumbangan sukarela untuk mempercantik obyek wisata cantik ini,” pungkasnya.(penad)