Peremajaan Alutsista, TNI AL Cari Pengganti Tank Amfibi BTR 50 P Korps Marinir
Jakarta, (15/11) Realisasi peremajaan alutsista TNI AL sudah menjadi keharusan, terlebih menghadapi perkembangan global. Demikian hal itu disampaikan Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali kepada media saat usai memimpin upacara HUT korps Marinir ke 78 di Sarang Petarung Korps Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Dikesempatan itu Kasal menyinggung rencana peremajaan kendaraan tempur Marinir, seperti panser amfibi BTR 50.
“Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa memang kita akan remajakan alutsista yang ada, sebab saat ini memang umumnya alutsista Panser Amfibi BTR 50 sudah sangat tua walaupun dengan pemeliharaan yang baik bisa mempertahankan kemampuan tapi ke depan tentunya kita tetap harus meremajakan”, terang Kasal.
Oleh karenanya, lanjut Kasal, proses peremajaan akan diproses oleh pihak terkait dalam hal ini adalah kementerian Pertahanan RI.
“Ini akan diproses oleh Kementerian Pertahanan sudah dipilih beberapa calon pengganti BTR 50 dengan beberapa kendaraan amfibi yang dipilih dari beberapa negara diantaranya negara eropa bahkan negara Amerika Serikat”, terang Kasal.
Saat ini proses peremajaan dan pengadaan alutsista TNI telah berlanjut. Khusus TNI AL pengadaan dan peremajaan telah dirancang menuju tahun 2025-2029 dimana postur kekuatan TNI AL akan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, mencakup keseluruhan alutsista tidak hanya komponen laut tapi juga untuk pasukan kendaranya, termasuk peremajaan panser amfibi BTR 50.
BTR 50 adalah tank amfibi yang telah berumur cukup lama digunakan Korps Marinir mengawal negara kesatuan republik Indonesia. Tank yang dibuat oleh Uni Soviet diproduksi selama kurun waktu 1954-1970 memiliki bobot 14,5 ton dengan dimensi 7,08 meter x 3,14 meter dan tinggi 2,03 meter. Walau terbilang cukup uzur, fungsi dan ketangguhannya masih terbilang optimal dan dapat diandalkan sebab selalu mendapat perawatan yang intensif oleh para personil marinir diberbagai Satuan Korps Marinir. (ef)