Peduli Kelestarian Budaya, Danrem 081/DSJ Siap Dirikan Army Galeri Batik Mataraman
Madiun, Komplek Bosbow yang menjadi asrama Korem 081/DSJ yang dahulu didirikan oleh Kolonial Belanda pada tahun 1912 sebagai Kawah Candradimukanya Pegawai Negeri Hindia Belanda dan pernah juga digunakan sebagai Sekolah Kehutanan Middlebare Boschbouschool te Madiun (MBS) selama kurang lebih 3 tahun.
Kemudian pada saat penjajahan Jepang tahun 1942, Sekolah Middlebare Boschbou School te Madioen (MBS) Madiun ditutup dan dilarang oleh pihak Jepang. Sejak tahun 1950-an komplek bangunan Bosbow diserahkan dan menjadi tanggung jawab militer, dimana pada saat itu digunakan oleh Batalyon 508.
Walaupun sebutan Bosbow tidak pernah dirubah sampai Batalyon 508 tersebut dilikuidasi di tahun 1970-an dan hingga saat ini sudah berjalan kurang lebih 70 tahun, komplek bangunan Bosbow tetap menjadi tanggung jawab militer dan digunakan sebagai Asrama Korem 081/DSJ.
Dengan berbagai kepedulian yang telah dilakukannya, Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Masduki berharap bangunan tersebut dapat terus dipelihara dan dimanfaatkan dengan baik. Berbagai macam perbaikan dan renovasi terus dilakukan guna menjaga kelestarian nilai budaya dari bagunan peninggalan sejarah jaman Belanda itu. Dan oleh Kolonel Inf Masduki, selain digunakan sebagai Mess Korem 081/DSJ, bangunan itu juga difungsikan sebagai tempat wisata cagar budaya di Kota Madiun.
Seperti diketahui, dalam beberapa hari ke depan, selain akan membuka Grand Opening Pasar Rakyat dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Ke-74 Republik Indonesia, yang dimulai dari tanggal 14 s.d. 20 Agustus 2019, Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Masduki juga akan meresmikan Army Galeri Batik Mataraman.
Melalui sambungan telepon, kami menanyakan kepada Danrem terkait tujuan didirikannya Army Galeri Batik Mataraman, Selasa (6/8/19). Ia mengungkapkan, hal itu untuk lebih menarik para wisatawan terhadap sejarah peninggalan Belanda dan kerajinan batik yang merupakan peninggalan nenek moyang bangsa kita yang ada di wilayah jajaran Korem 081/DSJ, mulai dari Pacitan, Ponorogo, Madiun, Magetan, Ngawi, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan Nganjuk.
Lebih lanjut Kolonel Inf Masduki berharap, ke depan nilai-nilai budaya bangsa kita jangan sampai luntur, walaupun diterpa perubahan zaman. Karena menurutnya, batik merupakan warisan budaya bangsa yang tidak boleh dilupakan dan perlu dilestarikan dengan baik.
“Sepertinya sudah pas lah jika melihat bangunan Bosbow ini kita manfaatkan sebagai cagar budaya, yang di dalamnya nanti setiap pengunjung akan dapat menikmati aneka macam kerajinan batik mataraman yang bernilai cukup tinggi,” tutupnya.