Panglima TNI Tepis Rumor Siaga
Jakarta,
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menepis isu rumor siaga 3 untuk Polri dan Siaga 1 bagi Kopassus. Demikian Panglima TNI mengungkapkannya saat usai memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus di Gedung Balai Komando Kamis (7/12).
Ia menyatakan isu rumor itu sengaja digulirkan sehingga TNI harus waspada karena TNI akan dibuat seperti tahun 1965, diadu-adu atau hanya orang-orang yang menumbuhkan isu-isu, meragukan integritas TNI, dan yakinlah bahwa TNI tidak pernah melakukan kegiatan-kegiatan amoral, TNI telah mengenal sumpah prajurit, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, taat kepada atasan.
“Atasan TNI siapa sih? Presiden kan. Terus ngapain. Apakah keputusan Presiden salah? Tidak!!! Benar. Saya bangga diganti pak Hadi, kenapa? GR-nya kan yang ganti anak buah saya. Kasad, Kasal, Kasau. Jangan ragukan kesetiaan TNI, jangan ragukan kesetiaan TNI, justru yang melakukan itu adalah orang-orang yang fobia terhadap TNI,”ujar Jenderal Gatot Nurmantyo.
Pamitan
Saat berpamitan di Gedung Balai Komando, Panglima TNI juga mengatakan bahwa sebagai manusia biasa, dirinya melakukan kunjungan ke Kostrad dan Kopassus untuk mohon pamit sebagai Panglima TNI.
“Izinkan saya menyimpan semua kebanggaan dan kehormatan di setiap detak jantung dan sanubari saya,” tegas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI tampak terharu saat berpamitan dengan ribuan prajurit Kopassus. Hal tersebut nampak dari mata Gatot yang berkaca-kaca, bahkan di awal membuka pengarahan bibirnya terasa bergetar.
“Sebagai manusia, saya minta maaf dan khilaf, semua itu yakinlah karena rasa cinta,” kata Gatot.
Dia juga mengungkapkan rasa bangga karena telah diberi kesempatan untuk memimpin prajurit Kopassus.
“Saya tidak pernah menemukan keraguan, kebimbangan dari prajurit komando. Bahkan, ketika resikonya nyawa kalian tetap tegak berdiri sebagai prajurit, menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya dan sebagai penjuru tarikan nafasmu,” ujarnya.
Panglima TNI juga selalu mengingatkan agar TNI tetap menjaga netralitasnya dalam menghadapi tahun politik 2018 dan 2019.