Napak Tilas Tempat Bersejarah, Teladani Perjuangan Pahlawan
Yogyakarta, Napak tilas mengunjungi tempat bersejarah digelar Kodim 0734/Yogyakarta dalam rangkaian memperingati Hari Juang ke-74 TNI AD, merupakan bentuk meneladani sikap para pahlawan perjuangan bangsa.
Hal tersebut disampaikan Komandan Kodim (Dandim) 0734/Yogyakarta, Kolonel Arh Zaenudin S.H., M.Hum., dalam rilis tertulisnya di Yogyakarta, Senin (16/12/2019).
Diungkapkan Dandim, kegiatan kali ini menyusuri beberapa tempat-tempat bersejarah yang ada di Kota Yogjakarta, mulai dari istana Kepresidenan atau Gedung Agung hingga tempat-tempat lain yang memiliki nilai sejarah seperti Museum Jenderal Sudirman.
“Selain itu juga, napak tilas juga menyasar ke Military Academy pertama Yogyakarta yang saat ini sebagai SMA Bopri 1, Benteng Vredeburg yang menjadi saksi bisu Serangan Umum 1 Maret 1945, serta bersilaturahmi dengan keluarga pahlawan revolusi Kolonel Anumerta Sugiyono,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, lanjut Dandim, Yogyakarta salah satu tonggak konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman kolonial Belanda, penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Yogyakarta juga pernah menjadi pusat pemerintahan baik masa kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman maupun pusat pemerintahan Republik Indonesia pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa.
“Hal inilah yang membuat Yogyakarta semakin memiliki daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa, pelajar maupun wisatawan baik dalam dan luar negeri. Berdasarkan faktor historis tersebut sudah seharusnya para generasi muda menggali nilai-nilai sejarah yang telah tumbuh dan berkembang dalam perjuangan para pendahulu bangsa khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelasnya.
Kegiatan ini lanjut Dandim, diikuti oleh para Perwira dan perwakilan anggota dengan cermat berusaha untuk menggali sejarah serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Sebagai generasi penerus bangsa kita tidak boleh melupakan sejarah yang pernah ada dan terjadi di NKRI khususnya di wilayah Kota Yogjakarta. Hampir di setiap lokasi bersejarah kita dapat menemukan nilai-nilai perjuangan yang terkandung di dalamnya,” jelasnya.
Zaenudin menjelaskan bahwa nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa mempunyai arti penting yang dijadikan sebagai motivasi maupun pedoman dalam mengisi kemerdekaan bangsa maupun untuk menghadapi persaingan yang semamin ketat dengan bangsa-bangsa lain.
“Beberapa nilai perjuangan yang dapat kita petik diantaranya adalah semangat juang, semangat rela berkorban, ketulusan dan keikhlasan, keberanian kecermatan, semangat persatuan kesatuan atau kemanunggalan, serta ketangguhan dan keuletan para pejuang saat itu yang terbukti mampu membuat Indonesia yang jauh tertinggal dari aspek teknologi namun begitu ditakuti dan disegani oleh para penjajah saat itu,” jelasnya.
“Hal lain yang juga penting untuk diketahui adalah betapa dari dahulu ancaman dan gangguan terhadap bangsa baik dari dalam maupun dari luar negeri akan selalu ada, dan harus terus kita waspadai bersama,” tandas mantan Kapendam IV/Diponegoro ini.
Diakhir kegiatan Zaenudin menyampaikan bahwa walaupun belum semua lokasi bisa dikunjungi dalam kegiatan napak tulas kali ini, namun setidaknya hal ini bisa menjadi pemantik bagi kita khususnya para generasi muda lainnya.
“Mari kita terus menggali dan berupaya mengerti sejarah perjuangan bangsa serta memetik nilai-nilai yang terkandung di dalamnya guna dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal lain yang tidak kalah penting adalah bahwa betapa dari dulu semangat kemanunggalan TNI rakyat menjadi begitu penting dalam mengisi dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” urainya lagi.
Dengan berpedoman kepada jati dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara pejuang, Tentara nasional dan Tentara profesional dirinya berharap, TNI harus semakin dekat dengan rakyat karena itu akan bisa menjadi kekuatan penggerak ada dalam menegakkan kedaulatan, mempertahankan keutuhan negara serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
“Kemanunggalan TNI dan rakyat yang telah terbangun selama ini juga membuktikan bahwa TNI Angkatan Darat adalah kita,” pungkasnya. (penad/rls)