Kembali dari Perbatasan, Yonif R 613 Disambut Haru Kelurga
trisulanews.com, Suasana haru menyelimuti penyambutan kembalinya personel Yonif Raider 613/Alam yang telah melaksanakan tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia di Kalimantan Utara (Kaltara).
Hal tersebut disampaikan Danyonif 613/RA Letkol Inf Fardin Maulana dalam rilis tertulisnya di Tarakan, Senin (8/7/2019).
Dikatakan Fardin Maulana, kedatangan Satgasnya disambut oleh Komandan Brigif 24/BC Kolonel Inf Willy Brodus Yos Rohadi beserta para keluarga prajurit yang sudah menanti merapatnya kapal yang mengangkut para personel Yonif 613/RA di Dermaga Pelabuhan Malundung, Tarakan.
Dalam sambutan dihadapan seluruh personel Satgas, Danbrigif 24/BC mengatakan, pelaksanaan tugas selama kurang lebih sebelas bulan dengan dinamika dan tantangan selalu dapat dilalui dengan baik oleh seluruh prajurit.
“Apa yang sudah kalian perbuat tidak akan sia-sia, keberadan kalian sebagai Satgas pengamanan perbatasan merupakan efek tangkal bagi pihak manapun yang ingin merongrong kedaulatan dan keutuhan NKRI, “ ujarnya mengutip sambutan Danbrigif.
“Tidak hanya masyarakat perbatasan yang merasa terbantu dengan keberadaan Satgas Pamtas ini. Tetapi segenap masyarakat Indonesia juga merasakan karena adanya batas negara yang aman, “ imbuhnya.
Dijelaskan Fardin Maulana, Yonif Raider 613/Raja Alam bertugas di perbatasan RI-Malaysia selama sebelas bulan. Dalam penugasan tersebut sedikitnya melibatkan 450 prajurit yang dibagi dalam 25 pos di sepanjang wilayah perbatasan Kaltara dengan Malaysia.
Selama bertugas, Fardin Maulana mengungkapkan, salah satu hal membanggakan ketika prajurit menemukan patok negara yang sudah sejak lama tidak dijangkau manusia. Hal tersebut dikarenakan jauhnya jarak menuju patok serta sulitnya medan yang dilalui.
“Satgas kami yang bertugas di Kabupaten Nunukan, memetik sedikit kebanggaan karena kami berhasil menemukan patok batas di wilayah Kecamatan Krayan yang tidak pernah diketahui lagi keberadaannya sejak patok tersebut didirikan pertama kali pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1997 sejumlah 131 patok,” sebutnya.
“Kami berjalan menemukan patok pertama dari permukiman warga membutuhkan waktu empat hari. Itu kami namakan blank post area, di mana area itu kosong dan tidak pernah terpatroli. Ini karena beratnya medan, dan cuaca yang sangat ekstrem dengan cuaca di malam hari minus 10 derajat celsius, kemudian sinar matahari yang tidak tembus ke bawah dan tidak ada jaringan satelit. Itu juga yang menjadi tantangan saat mencarinya,” ulasnya lebih jauh.
Selama proses pencarian patok tersebut, Fardin Malulana mengisahkan, pihaknya sempat mengalami lost contact selama hari hari dari prajurit yang berpatroli. Sehingga hal tersebut menimbulkan kekhawatiran.
“Saya meyakini jika prajurit saya dapat bertahan hidup berbekal latihan dan pengalaman yang dimiliki. Kami bersykur beberapa pada akhirnya mereka bisa kembali dengan selamat, “ tuturnya.
Dengan kondisi tersebut dirinya berharap, semoga hal ini dapat dijadikan pelajaran berharga agar nantinya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada prajurit yang bertugas selanjutnya.
Selama sebelas bulan menlaksanakan tugas sebagai Satgas Pamtas RI-Malaysia, Yonif 613/Raja Alam berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba seberat 6330,73 gram, 2248 botol miras serta mendapatkan satu pucuk senjata penabur dari warga beserta empat butir amunisinya, mendeportasi 2410 orang, mengamankan 15 orang WNA Ilegal dan mengamankan 58,5 meter kubik kayu ilegal.