Cuaca Ekstrem Lumpuhkan Trenggalek, TNI-Polri dan Warga Bahu-Membahu Bangun Jembatan
Trenggalek – Cuaca ekstrem kembali melumpuhkan akses vital warga. Hujan deras berintensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, selama beberapa pekan terakhir akhirnya menyebabkan amblesnya jembatan utama penghubung Dusun Kayu Putih, Desa Besuki, Sabtu (7/6/2025) sore.
Jembatan sepanjang 6 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 2 meter di RT 31 RW 05 itu ambles sedalam 10–15 sentimeter. Kondisi ini membuat kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas. Akses menuju pusat Kecamatan Munjungan pun terputus.
“Cuaca ekstrem yang terus-menerus mengguyur Munjungan membuat tanah penyangga jembatan tergerus hingga struktur utamanya ambruk,” jelas Pelda Yayan, Bati Tuud Koramil 0806-12/Munjungan, saat ditemui di lokasi.
Tim gabungan dari Koramil 0806-12/Munjungan, Polsek Munjungan, TRC BPBD, dan warga setempat bergerak cepat. Mereka langsung menutup jalan, mengevakuasi warga yang terjebak, dan mengamankan lokasi untuk menghindari kecelakaan lanjutan.
Tak butuh waktu lama, jalur darurat pun berhasil dibangun dengan menggunakan batang kelapa dan kayu glondongan yang dikumpulkan secara gotong royong dari kebun warga. Jalan sementara ini mulai bisa dilalui pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan kendaraan logistik ringan sejak Sabtu petang.
“Kami akan menempatkan personel gabungan Koramil dan Polsek Munjungan untuk berjaga 24 jam. Ini penting demi keselamatan pengguna jalan,” tegas Kapten Inf Agus Sujiono, Danramil 0806/12 Munjungan.
Jembatan yang ambles ini diketahui merupakan satu-satunya jalur utama Desa Besuki menuju pusat Kecamatan Munjungan. Akibat kerusakan tersebut, distribusi bahan pokok, transportasi hasil panen, serta mobilitas harian warga terhambat.
Meski dalam kondisi darurat, warga tetap menunjukkan solidaritas tinggi. Mereka bahu-membahu membangun jembatan darurat.
“Kami bergotong royong membawa batang kelapa dari kebun warga. Alhamdulillah jalan darurat sudah bisa dilalui petang ini,” ungkap Supardi (45), warga RT 31, Dusun Kayu Putih. “Bagi kami, jembatan ini bukan hanya penghubung fisik, tapi juga penggerak ekonomi.”
Pemerintah daerah melalui BPBD dan dinas terkait sedang menyiapkan langkah tindak lanjut untuk pembangunan permanen. Warga diimbau tetap waspada karena potensi cuaca ekstrem masih tinggi berdasarkan prakiraan BMKG.