Basarnas Miliki Meolut IDMCC Alat Canggih Deteksi Sinyal Darurat
CARIU, (trisulanews.com) – Kepala Basarnas Marsdya TNI. M Syaugi S.Sos, M.M, resmi memulai pengoperasian sistem deteksi dini SAR, yaitu : Meolut IDMCC (Stasiun Bumi Satelit SAR Indonesia), yang terletak di areal Balai Diklat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Cariu, Bogor, Jawa Barat (4/5).
Menurut Kabasarnas, Meolut IDMCC ini merupakan sistem deteksi sinyal darurat kecelakaan canggih yang mampu menangkap sinyal darurat yang dipancarkan dari darat, laut dan udara.
“Sistem deteksi ini mampu mendeteksi sinyal darurat dalam waktu singkat dan tepat serta jangkauan deteksinya pun sangat luas. Hanya dalam waktu 1 menit informasi dan lokasi kecelakaan dapat terpantau. Kita juga bisa tentukan titik kordinatnya. Cepatnya informasi yang diterima, maka Basarnas dapat bereaksi cepat dan mampu meminimalisir jumlah korban jiwa pada setiap operasi pencarian dan pertolongan”, ujar Kabasarnas.
Sebelumnya ditempat yang sama, Direktur Sistem Komunikasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Suprayogi memaparkan performa Meolut IDMCC dalam meningkatkan penanganan kecelakaan transportasi dan kondisi membahayakan.
Ia menyebutkan belum lama ini Meolut IDMCC telah mendeteksi PLB dari warga negara Amerika (28 Januari 2018) yang mengalami gangguan keamanan di wilayah kerja kantor pencarian dan pertolongan Jayapura.
Selanjutnya pendeteksian ELT dari pesawat PK-WSX tanggal 20 April yang jatuh di kawasan pertambangan di Morowali Kabupaten Morowali.
Suprayogi juga mengungkapkan, selain pendeteksian Radio Beacon di wilayah Indonesia, Stasiun Bumi Satelit SAR Indonesia mampu mendeteksi radio beacon yang dipancarkan negara lain.
Sebelumnya Basarnas menggunakan sistem deteksi sinyal darurat LEO SAR (Low Earth Orbit SAR). Namun alat atau sistem ini terbilang lambat merespon sinyal darurat yang dipancarkan melalui Emergency Positioning Radio Beacon (EPIRB) yang berada di kapal, Personal Location Beacob (PLB) untuk perseorangan dan Emergency Locator Transmitter (ELT) yang berada di pesawat. Lambatnya respon tersebut tentunya berpengaruh besar terhadap daya aksi dan respon Basarnas. (ef)