Bantu Polri, TNI Kirim Tim Forensik
trisulanews.com – Selain Tim SAR , TNI juga mengirimkan tim forensiknya yang terdiri dari 3 dokter gigi forensik dan 1 dokter forensik ke RS Bhayangkara R. Said Sukanto. Pengiriman tim forensik tersebut untuk membantu identifikasi korban kecelakaan Lion Air JT 610.
Adapun personel yang telah bergabung dengan Tim Forensik DVI (Disaster Victim Identification) Aircrash Lior Air tersebut adalah Letkol CKM drg. Tiwi Ambarwati S, M.M. (RSPAD Gatot Soebroto), Mayor Laut (K) drg. M. Arifin , Sp. Ort (Pasis Dikreg Seskoal/ Rs Marinir cilandak), Mayor Kes drg. Gunawan Raharjo, Sp. KG (RS Dr. M. Hasan Toto Lanud ATS), dan dr. Purwanto Panji Sasongko, Sp. F (RSPAD Gatot Soebroto).
“Kami sudah bergabung sejak tanggal 30 Oktober 2018. Kami langsung bekerja dengan teman sejawat tim DVI Indonesia lainnya. Kami yang dokter gigi forensik membantu melakukan identifikasi korban di Postmortem dengan memeriksa korban untuk mengumpulkan data postmortem dilihat dari data gigi mereka, yang nantinya data tersebut akan di bandingkan dengan data antemortem yang didapat dari catatan gigi korban sewaktu masih hidup, melalui dokter gigi yang pernah merawatnya ” ujar Mayor Laut drg Muh.Arifin.Sp.Ort yang menekuni bidang forensik gigi ini.
Dalam pelaksanaannya, dokter forensik yang dikirim TNI membantu di ruang postmortem untuk memeriksa data data medis pada korban dan membantu melakukan pengambilan sampel DNA untuk dilakukan pemeriksaan di DNA lebih lanjut, ujar Mayor Arifin yang sudah beberapa kali ikut tim DVI Indonesia dalam melakukan identifikasi.
Perlu diketahui bahwa gigi merupakan data primer selain sidik jari dan DNA, gigi mempunyai banyak kelebihan diantaranya adalah tahan terhadap panas sampai dengan 400 derajat celcius, tidak membusuk, dan tidak ada yang sama diantara manusia di dunia ini, hanya kemungkinan mendekati sama 1 banding 2 milyar orang. Hal ini yang membuat gigi menjadi penting dalam proses identifikasi.
Sementara kekurangannya adalah apabila korban tidak pernah ke dokter gigi sehingga tidak mempunyai catatan gigi atau dengan kata lain tidak mempunyai data antemortem, padahal data gigi mutlak diperlukan untuk proses identifikasi bahkan tidak akan bisa teridentifikasi dari gigi apabila tidak ada catatan gigi atau dental record nya tidak ada. Untuk itu dianjurkan agar masyarakat pernah ke dokter gigi untuk dicatat giginya, sehingga akan memudahkan identifikasi apabila terkena bencana massal.