Ancaman Multidimensi Siber, Rektor Unhan Letjen TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho: “Ancaman ini tidak terlihat, tapi dampaknya nyata,”

Jakarta, Ancaman multidimensi terhadap pertahanan kemanan terbukti menjadi momok menakutkan bagi suatu negara. Hal ini terbukti dari berbagai gejolak yang terjadi dibeberapa negara termasuk Indonesia. Terkait hal tersebut Rektor Unhan mengungkapkan bahwa ancaman multidimensi merupakan hal serius yang harus disikapi oleh seluruh elemen bangsa. “Ancaman ini tidak terlihat namun dampaknya nyata”. Demikian hal tersebut ditegaskan Rektor Unhan RI Letjen TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho di sela- sela Rapat Koordinasi Kajian Publik yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, belum lama ini.

Dalam keterangannya rektor menyampaikan, perkembangan multidimensi siber patut mendapat perhatian serius terutama dari dunia siber dan media sosial. Ia menilai, platform digital kini mampu menggerakkan massa secara cepat dan masif, seperti yang terlihat dalam demonstrasi di Indonesia, Nepal, Prancis, Pakistan, dan Bangladesh.

Menyikapi hal tersebut, diperlukan koordinasi antar elemen bangsa dalam menyikapi perkembangan ancaman multidimensi global, seperti menggelar Rapat Koordinasi dan sejenisnya. Hal inilah yang dilakukan Unhan yang terlibat dalam Rakor antar instansi bertemakan “Ketahanan Nasional Indonesia Dihadapkan pada Kontinjensi Konflik Global dan Regional” melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia (Kemenko Polhukam RI) dan dibuka secara resmi oleh Rektor Unhan RI.

Unhan RI dalam hal ini mendukung penuh upaya pemerintah menyikapi perkembangan multidimensi dunia siber. Dukungan tersebut direalisasikan melalui pendekatan ilmiah dan multidisiplin. “Kontribusi akademik sangat penting agar kebijakan pertahanan dan keamanan didasarkan pada analisis yang tajam dan objektif,” tegas Letjen TNI (Purn.) Dr. Anton Nugroho menyampaikan komitmennya.

Sementara Mayjen TNI Dr. Rahmat Setiawibawa, Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan RI. yang turut hadir dikesempatan itu menyampaikan bahwa rakor yang digelar adalah kesempatan terbaik untuk sinergi antar elemen. “Forum ini menjadi momen strategis untuk memperkuat koordinasi nasional serta menyatukan persepsi dalam menghadapi potensi ancaman multidimensi dari dinamika global dan regional,” ujar Rahmat Setiawibawa.

Dari keterangan resmi yang diperoleh, Rapat koordinasi merupakan bagian dari Kajian Publik Kemenko Polhukam, yang telah berlangsung sejak Agustus 2025. Pada tahap ketiga ini, forum dirancang untuk menyinergikan hasil kajian sebelumnya dan menghasilkan rekomendasi strategis bagi penguatan ketahanan nasional.

Rapat koordinasi yang berlangsung pada tanggal 8 Oktober kemarin, melibatkan Tiga narasumber utama turut hadir, yaitu: 1. R.M. Wibawanto Nugroho Widodo – membahas potensi ancaman militer akibat rivalitas geopolitik di kawasan Indo-Pasifik. 2. Drs. Selamat Ginting – mengulas ancaman nonmiliter dan hibrida terhadap stabilitas nasional. 3. Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani– memaparkan kondisi aktual ketahanan dan sistem keamanan nasional Indonesia. Rakor juga dihadiri oleh pejabat tinggi Kemenko Polhukam, sivitas akademika Fakultas Keamanan Nasional (FKN) Unhan RI, serta perwakilan lintas kementerian, lembaga, dan kalangan akademisi.

Dalam forum ini Unhan RI berharap kolaborasi antara lembaga akademik dan pemerintah dapat menghasilkan rekomendasi konkret menyikapi dinamika global multidimensi, dan geopolitik sehingga memperkuat ketahanan nasional (politik, ekonomi, sosial, budaya, ideologi dan pertahanan dan keamanan). (e/fto.ist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *