Unhan Laksanakan Upacara Tutup Pendidikan Pascasarjana Magister Ilmu Pertahanan TA.2017/2018
BOGOR – Rektor Universitas Pertahanan Mayjen TNI Dr. Tri Legionosuko, S.IP., M.AP., selaku inspektur upacara menutup program pendidikan pascasarjana magister (S 2) Ilmu Pertahanan TA. 2017/2018 di Gedung auditorium Unhan, Komplek IPSC Sentul. Jum’at (2/11).
Dalam upacara penutupan itu, Kepala Karo Akademik dan Kemahasiswaan Unhan Brigjen TNI Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr (Han) melaporkan kepada Rektor Unhan hasil pendidikan berdasarkan hasil Sidang Yudisium pada tanggal 18 Oktober 2018.
Dalam laporannya diumumkan lulusan program Pascasarjana Universitas Pertahanan TA. 2014/2015, TA. 2015/2016, TA. 2016/2017 dan TA. 2017/2018 yang berjumlah 62 orang, terdiri dari Fakultas Strategi Pertahanan (FSP) 44 orang, Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) 8 orang, Fakultas Keamanan Nasional (FKN) 7 orang, dan Fakultas Teknologi Pertahanan (FTP) 3 orang.
Dari 62 mahasiswa yang lulus dinyatakan 9 orang diantaranya mendapat predikat lulus dengan pujian atau Cum Laude dari program studi Strategi Perang Semesta FSP Unhan.
Selain mengumumkan kelulusan, disampaikan juga mahasiswa yang mendapat penghargaan Çanti Dharma Cendekia sebagai lulusan terbaik yang diberikan kepada mahasiswa Helda Isman dari prodi strategi perang semesta dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,95.
Dalam hal ini Rektor Unhan menyampaikan bahwa melalui suasana aktivitas akademik yang sarat dengan teori dan diskusi, the freedom of academia sebagai sebuah kultur yang dikembangkan dalam proses pembelajaran yang menuntut keterbukaan dan demokratis. Selain itu menjadi alumni Unhan merupakan suatu kebanggaan. Menjadi sumberdaya manusia yang mumpuni di bidang pertahanan harus mampu memaknai diri sendiri dan memiliki added value sehingga menjadi Defence Human Capital.
Dalam hal kepemimpinan, Rektor menegaskan bahwa apabila kelak menjadi pemimpin, hendaklah sebagai pemimpin yang mampu memecahkan masalah.
“Pemimpin hendaklah senantiasa menjadi solusi dari setiap permasalahan, Pemimpin harus senantiasa mengedepankan hati nurani sebagai landasan tingkah laku dan perbuatannya. Karena dengan hati nurani yang bersih tidak akan mudah menyerah dan bahkan akan menjadi pribadi yang berjiwa besar, arif dan bijaksana serta senantiasa pandai merasa, bukan merasa pandai, serta bermanfaat bagi dirinya, keluarga, terutama untuk lingkungan dan bangsanya, tutur Rektor
Selain itu, senantiasa menjadikan nilai-nilai Bela Negara dan Pancasila sebagai landasan sikap dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelopori dan perkokoh persatuan dan kesatuan di antara seluruh elemen bangsa, dengan memperkecil perbedaan dan memperbesar persamaan sebagai bentuk persatuan bangsa, sambung Rektor.