Serka Suparman, Kisah Prajurit TNI di Madiun Yang Tetap Bersahaja
Madiun, – Hampir tiap hari, masyarakat Madiun melihat seseorang berpakaian dinas TNI menggunakan motor tuanya yang terbilang antik. Motor tuanya itu hampir setiap pagi dan sore menghiasi jalanan protokol di Madiun.
Sebagai seorang Prajurit TNI, pria asal Saradan, Madiun ini terus berupaya menjadi kebanggaan satuan dan keluarganya. Dialah Serka Suparman yang kesehariannya berdinas di staf logistik Korem 081/DSJ.
Walaupun gajinya saat ini terbilang cukup untuk dapat disisihkannya guna memiliki sebuah motor yang lebih layak, namun dia tetap menggunakan motor tuanya untuk beraktivitas sehari-hari, khususnya saat bekerja.
“Disyukuri aja Mas, punyanya baru ini. Yang penting masih bisa digunakan,” katanya saat ditemui kantornya usai kegiatan pengecekan terhadap kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor di Makorem 081/DSJ, Jl. Pahlawan No. 50 Kota Madiun, Jumat (26/11/2021).
Dirinya mengakui, sebagai anak seorang petani, dari kecil sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk dapat hidup sederhana. “Orang tua saya hanya petani. Beliau selalu mengajarkan kepada kami untuk hidup sederhana dan seadanya,” ujarnya.
Apalagi sebagai seorang Prajurit TNI, Parman mengakui dirinya harus senantiasa bersahaja dan bersyukur.
Meski motor yang digunakan tergolong sangat tua keluaran tahun 1979, namun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, di samping suratnya masih lengkap, pajaknya pun juga masih hidup. “Tua gak apa-apa Mas, yang penting taat pajak,” ucapnya.
Kehidupannya sehari-harinya pun sangat bersahaja dan penuh dengan kesederhanaan, baik saat di rumah maupun di tempatnya bekerja.
Bahkan setiap harinya selepas bekerja, dirinya juga menyempatkan diri untuk dapat membantu orang tuanya bekerja di sawah yang ditanami padi. Meski lelah sering dirasakannya selepas bekerja, namun hal itu tidak menghalangi ayah dari Farhan Adi (8) dan Dyah Ayu (5) ini untuk dapat berbakti kepada orang tuanya.
Sebagai seorang ayah, tak lupa dia juga selalu menyempatkan waktu luangnya untuk keluarganya, yang salah satunya dengan mengajari anak-anaknya dalam belajar dan mengaji setiap harinya selepas sholat isya’. Bahkan Parman pun selalu mengajak keluarganya untuk sholat berjamaah bersama.
Dyah Ayu (33), istri Serka Suparman pun mengaku bangga dengan suaminya itu. “Saya sangat bangga dan bahagia. Ayah anak-anak sangat perhatian dan penyayang terhadap kami,” katanya.
“Bahkan setiap pagi, suami saya masih menyempatkan diri untuk membantu pekerjaan rumah dan menyiapkan perlengkapan anak-anak untuk ke sekolah,” bebernya.
Suparno, Ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya juga mengakui kesederhanaan dan kepedulian dari Serka Suparman, khususnya terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
“Pak Parman itu orangnya sederhana, tidak aneh-aneh dan suka membantu warga. Setiap ada warga yang membutuhkan bantuannya, beliau selalu siap untuk membantu,” ungkapnya melalui pesan singkatnya.
Senada dengan Suparno, Letda Inf Jamin yang merupakan atasan di kantornya juga mengakui kesederhanaan, dedikasi dan loyalitas dari Suparman.
“Parman anaknya baik dan sederhana. Dalam bekerja dia pun tidak pernah mengeluh dan selalu siap menjalankan apapun tugas dan perintah yang diberikan oleh pimpinan,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
“Meskipun tugasnya sudah selesai, namun tak jarang dia juga masih mau membantu pekerjaan rekannya yang lain. Bahkan hari libur pun dia selalu siap jika diperintah masuk,” terangnya.
Sikap dan keseharian yang dimiliki oleh Serka Suparman inilah yang membuatnya dinilai sebagai sosok atau cermin dari prajurit TNI saat ini yang penuh dengan kesahajaan.