Tim Survey Program Papua Terang Diserang KKSB, Tidak Ada Personel TNI Yang Tewas.
JAYAPURA, trisulanews.com – Tim survey “Papua Terang” yang terdiri dari 17 orang Tim Survey (3 orang tenaga ahli PLN, 3 orang tenaga Suka rela, 11 Mahasiswa: 4 orang Mahasiswa UI dari Jakarta dan 7 orang Mahasiswa Uncen adalah Putra-Putra terbaik asli Papua) dipimpin oleh Sugiri (koordinator sekaligus pendamping) serta 16 orang pasukan pengamanan dari TNI berangkat dari Bandara Paniai menuju Distrik Wagemuga Kabupaten Paniai dengan menggunakan dua unit Speed Boat.
Pukul 08.19 WIT tim survey tiba dan disambut baik oleh masyarakat Distrik Wegemuka menuju arah Kampung Kinou, dengan melewati 7 Kampung yaitu Kampung, Muyadebe, Kampung, Kegomakida, Kampung, Uwamani, Kampung Bokoa, Kampung Ugitadi, Kampung Dapaiba dan Kampung Kinou.
Kegiatan mereka melaksanakan pengambilan gambar dan melaksanakan pencatatan data elektronik. Selama melewati tujuh kampung tersebut mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Namun pada saat Tim.tiba di Kampung Kinou dihentikan oleh tiga orang masyarakat Kinou dan meminta tim untuk kembali karena tidak membawa surat ijin dari Pemda.
Selanjutnya Serma Alpius Gobay berusaha untuk bernegoisasi dengan ketiga masyarakat tersebut, tetapi ketiga orang masyarakat tersebut tetap bersikukuh agar tim survey kembali.
Untuk menghidari benturan dengan masyarakat, Tim kembali menuju ke pelabuhan Kampung Muyadebe Distrik Wegemuka, tetapi pada saat tiba di Kampung Bokoa, tim dikejar oleh sekitar 50 orang KKSB dan masyarakat dengan membawa sekitar 10 pucuk senjata laras panjang campuran, panah, parang dan kampak.
Tidak beberapa lama kemudian dari kiri, kanan dan belakang rumah penduduk Kampung Bokoa keluar sekitar 30 orang KKSB dan puluhan masyarakat lainnya yang juga membawa sekitar 20 pucuk senjata laras panjang berbagai tipe, panah, kampak dan parang untuk mengepung tim survey.
Mereka mengeluarkan tembakan secara membabi buta dan berusaha merampas senjata milik TNI. Anggota TNI dibawah pimpinan Serma Alfius Gobay berusaha melakukan perlawanan untuk mempertahankan senjatanya, namun karena jumlah yang tidak berimbang akhirnya KKSB berhasil merampas tiga pucuk senjata senapan panjang.
Sementara itu ratusan warga masyarakat yang mendukung dan melindungi tim survey berdatangan dan mengusir kelompok KKSB. Untuk menghindari jatuh korban masyarakat sipil, Serma Alifius Gobay memerintahkan kepada seluruh anggota agar tidak ada yang mengeluarkan tembakan.
Akibat kejadian tersebut beberapa orang anggota TNI mengalami luka-luka antara lain Serma Alfius Gobay selaku Dantim pengamanan (putra asli Papua) mengalami luka Bibir pecah kena pukulan benda tumpul, Sertu Yauji luka memar di bagian punggung sebelah kiri kena pukulan balok, Sertu Hardi luka lebam di muka, Kopda Karyadi luka sobek di atas pelipis dan kaki kanan kena kampak, Prada Irfannudin luka sobek kepala belakang. Sedangkan tim survey lainnya dalam keadaan aman dan saat ini seluruh korban telah dievakuasi ke Paniai, selanjutnya korban Kopda Karyadi dan Prada Irfandi mendapat perawatan medis di RSUD Kabupaten Paniai.
Dijelaskan lulusan Akmil 1996 ini, tim survey bekerja dalam rangka mendukung program pemerintah Papua Terang, sehingga diharapkan seluruh masyarakat Papua sampai ke pedalaman menikmati penerangan listrik. Sangat disayangkan karena adanya sekelompok orang selalu menghambat proses pembangunan di tanah Papua melakukan tindakan kekerasan dan tidak ber-perikemanusiaan.
“Mereka ini mempersenjatai diri secara Illegal dan selalu membuat kekacauan di tanah Papua, dengan dalih perjuangan kemerdekaan Papua pisah dari NKRI. Padahal merekalah yang telah merampas kemerdekaan Masyarakat Papua. Mereka menciptakan teror, melakukan pembantaian baik terhadap masyarakat sipil maupun terhadap aparat keamanan,” tembahnya.
Kolonel Aidi menegaskan, bayangkan sekelompok mahasiswa (sebagian dari mereka adalah putra-putra terbaik asli Papua) beserta tenaga ahli dari PLN melaksanakan survey untuk mewujudkan program Pemerintah, Papua terang. Dengan harapan agar seluruh wilayah Papua hingga ke pelosok menikmati penerangan listrik untuk kesejahteraan rakyat.
Dijelaskan Aidi, sebaliknya KKSB menyerang tim survey dan melakukan tindakan kekerasan, melukai aparat keamanan, merampas senjata dan yang paling penting mereka menghambat proses pembangunan di Papua.
“Nanti bila aparat keamanan melaksanakan penindakan hukum mereka lantas berteriak-teriak minta perlindungan kepada LSM-LSM, Komnas HAM bahkan Pendeta-pendeta yang mendukung tindakan kekejaman mereka”, terang Aidi.