Panen Raya 9 Ton Gabah, TNI dan Pemkab Trenggalek Gaspol Tancep 14 untuk Ketahanan Pangan
Trenggalek – Komitmen TNI dalam menjaga ketahanan pangan nasional kembali dibuktikan. Bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Kodim 0806/Trenggalek menggelar panen raya padi di Desa Malasan, Kecamatan Durenan, Selasa (15/4/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari penguatan program Serapan Gabah Petani (Sergab) dan Tanam Cepat 14 Hari Setelah Panen (Tancep 14).
Panen raya dilakukan di lahan milik Kelompok Tani (Poktan) Lancar Pangan. Sebanyak 9 ton gabah berhasil dipanen dan langsung diserap oleh Bulog Trenggalek di lokasi, tanpa perantara. Langkah ini diapresiasi petani sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam mendukung hasil pertanian mereka.
Turut hadir dan terlibat langsung dalam panen adalah Dandim 0806/Trenggalek Letkol Czi Yudo Aji Susanto, S.Sos., M.A. Ia tanpa ragu turun ke sawah, menyatu dengan petani, dan mengoperasikan mesin Combine Harvester sebagai bentuk dukungan moral sekaligus motivasi kepada para petani.
“Ketahanan pangan bukan hanya urusan pertanian, tapi menyangkut martabat dan masa depan bangsa. Karena itu, TNI akan terus bersinergi dengan semua pihak agar program pangan nasional berjalan optimal dan tepat sasaran,” tegas Letkol Yudo Aji.
Setelah panen, kegiatan dilanjutkan dengan implementasi program Tancep 14, yaitu percepatan tanam ulang padi 14 hari setelah panen. Program ini menjadi solusi strategis untuk menjaga kontinuitas produksi beras nasional, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan gejolak pasar global.
“Kami ajak petani untuk tidak menunda musim tanam berikutnya. Setiap jengkal tanah adalah peluang emas yang harus dimanfaatkan demi menjaga stok pangan tetap aman,” ujar Dandim.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Durenan, Dinas Pertanian Trenggalek, para Babinsa, penyuluh pertanian, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya beban petani.
Semangat gotong royong dan sinergi tanpa sekat antara TNI, pemerintah, dan rakyat menjadikan Desa Malasan tidak hanya sebagai lokasi panen, tetapi juga sebagai symbol harapan baru menuju kemandirian pangan Indonesia.