TNI Gelar Latma Gulben Bersama Basarnas dan Hawaii National Guard
MALANG, Dalam Penanggulangan Bencana (Gulben) diperlukan adanya sinergitas dan kesatuan komando serta koordinasi yang melekat antar Aktor Kemanusiaan. Hal tersebut disampaikan Asisten Teritorial (Aster) Divif-2/Kostrad Kolonel Inf Erwin, S.Ip setelah melaksanakan Latihan Bencal bersama dengan Basarnas dan Hawaii National Guard (HING) di Malang, Jawa Timur, Kamis (21/2/2019).
Diungkapkan Aster Divisi-2/Kostrad, Latihan bersama (Latma) yang digelar dilaksanakan di Hotel Santika Premiere Malang selama 13 hari (19-21 Februari 2019) berupa kegiatan Subject Matter Expert Exchange (SMEE) dan Table Top Exercise (TTX).
“SMEE, merupakan salah satu bentuk kegiatan pertukaran informasi tentang tugas-tugas yang dilaksanakan oleh militer masing-masing negara, dalam hal ini terkait dengan tugas bantuan kemanusiaan penanggulangan bencana baik di Indonesia maupun di Hawaii,”terangnya
“Sedangkan TTX sendiri, salah satu jenis latihan tanpa pasukan dengan metode diskusi atau study kasus. Adapun tajuk atau tema Latma ini, Urban Search and Rescue (USAR),”imbuhnya.
Pada latihan yang diikuti oleh delapan (8) orang delegasi dari Amerika tersebut, menurut lulusan Akmil tahun 1996 ini, Delegasi Indonesia diwakili oleh 12 orang personel yang berasal dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU, masing-masing tiga (3) orang, kemudian ditambah dari Basarnas (2) orang.
“Saya sendiri selaku Ketua Delegasi Indonesia, sedangkan dari Amerika, Kolonel James Barros yang merupakan J3 atau Direktur Operasi Hawaii National Guard” tuturnya.
“Ini, kali pertama dilaksanakan. Tujuan dari Latma ini sendiri untuk semakin meningkatkan hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Amerika, khususnya dalam kegiatan penanggulangan bencana,” tambah Erwin.
Sekaligus, lanjut Erwin, merupakan ajang berbagi informasi tentang pelaksanaan penanggulangan bencana yang telah dilaksanakan oleh masing-masing Negara.
“Tanpa menghilangkan rasa saling menghargai atas standar prosedur yang ada, diantara kedua negara dan institusi, (Latma) ini juga dapat dijadikan sebagai forum untuk meningkatkan kepercayaan, wahana bertukar pengetahuan,”tegasnya.
Yang pada akhirnya, menurut mantan Dandim 1007/Banjarmasin ini, akan mencapai tujuan bersama yaitu sinergitas dan kesatuan komando serta koordinasi yang melekat antara aktor kemanusiaan.
“Dikarenakan Latma ini setingkat tingkat operasional, maka tidak fokus pada detail di tingkat taktis, namun dirancang untuk menterjemahkan Petunjuk Strategis ke dalam Operasional,” terang Erwin.
“Untuk kemudian dapat digunakan, sehingga menghasilkan respon yang efektif,” tambahnya.
Terkait dengan latar belakang peserta latihan yang berbeda-beda, maka ketika akan melaksanakan operasi bersama dalam kontijensi multinasional di seluruh dunia,menurutnya diperlukan suatu pedoman umum.
“Agar terjadi kesepakatan bersama, yaitu berupa Multinational Force Standing Operating Procedures (MNF SOP),” tegas Erwin.
“Ini penting, karena akan digunakan oleh seluruh negara dalam merencanakan dan melaksanakan operasi bersama tersebut,” pungkasnya.
Sebagai bagian dari promosi budaya dan wisata bangsa, selesai kegiatan, seluruh delegasi Amerika diajak mengunjungi beberapa destinasi wisata yang ada di Malang, seperti Museum Angkut dan Museum Brawijaya serta Coban Rais. (Dispenad).