Panglima TNI : TNI Berorientasi Pada Kepentingan Rakyat
JAKARTA, TNI sejatinya adalah angkatan perang yang profesional, modern dan tangguh, namun TNI tidak dapat lepas dari peranannya yang berorientasi pada kepentingan rakyat dalam wujud politik negara yang telah digariskan oleh pemerintah dan dipilih secara konstitusional.
Demikian sambutan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan Kasum TNI Laksdya TNI Dr. Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. di hadapan peserta Forum Komunikasi dan Koordinasi Nasional dan Regional antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta Organisasi Kemasyarakatan yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri RI, bertempat di Redtop Hotel and Convention Center, Jl. Pecenongan No. 72, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).
“Berbagai tugas yang diberikankepada TNI, baik yang berdimensi untuk perang maupun selain perang, keduanya memiliki derajat kepentingan yang sama dan harus dilaksanakan secara profesional, militan dan penuh kesungguhan serta keikhlasan,” ujarnya.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, tema “Partisipasi dan Peranserta Organisasi Kemasyarakatan Dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Dalam Bingkai NKRI” yang diangkat dalam acara tersebut sangatlah tepat, dimana sejalan perkembangan lingkungan strategis saat ini, baik pada lingkup global maupun regional disertai perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, yang berdampak pada perubahan diberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya Panglima TNI menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang perlu dicermati bersama, diantaranya perlu memelihara dan meningkatkan soliditas, sinergitas dan harmonisasi secara bersinergi, terintegrasi, dan berkesinambungan antara seluruh komponen bangsa, termasuk TNI, Polri, Pemda dan Ormas, sebagai bagian dari wujud memperkuat persatuan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI. “Mari kita bangun dan kuatkan kembali karakter bangsa Indonesia yang memiliki kebanggaan dan jiwa nasionalisme serta patriotisme yang tinggi,” tegasnya.
Di sisi lain Panglima TNI mengatakan bahwa era globalisasi dapat merubah tataran global dengan sangat dinamis diiringi timbulnya berbagai fenomena baru dan kompetisi global. Kondisi ini biasa dikenal dengan istilah vuca world yang menggambarkan suatu kondisi yang terjadi di dunia, yang tidak stabil, tidak pasti dan sangat kompleks serta menimbulkan penafsiran ganda yang dapat menimbulkan keraguan, kekaburan, serta ketidakjelasan.
“Di dalam vuca world terdapat vuca time yang meliputi volatility(perubahan yang terjadi secara cepat tanpa prediksi kekinian/pola yang jelas), uncertainty (seringnya terjadi perubahan, dimana masa lalu tidak dapat dijadikan sebagai alat prediksi masa depan), complexcity (banyak permasalahan/penyebab-penyebab kasus yang saling bergantung satu sama lain) dan ambiguity (sedikit kejelasan tentang kenyataan atau kebenaran),” jelasnya.
Untuk mengantisipasi dampak dari vuca world ini, maka dalam tiap kegiatan sangat diperlukan adanya langkah-langkah koordinasi yang baik,sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara optimal. “Begitu pula upaya kita menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI sangat perlu dikoordinasikan secara baik oleh seluruh komponen bangsa, termasuk TNI, Polri, Pemda dan berbagai Ormas,” tuturnya.